Tuban: Bukan Hanya tentang Kemanusiaan, tapi tentang Pagar Nusa
Kota Toak, Tuban. Ku berangkat dengan ribuan keresahan dan kekhawatiran. Satu pertanyaan yang tak terungkapkan, apakah akan ada pertolongan di saat itu?
Beberapa bulan lalu, tanpa sengaja aku diperkenalkan dengan sosok yang memotivasi banyak kalangan. Bapak Irfan selaku Plt. Ketua PC Pagar Nusa Tuban periode 2025-2027, sosok yang ku pandang sebagai sosok yang analitis, dinamis, dan konsisten dengan ribuan langkah yang kongkrit tanpa pamrih. Sosok militan pembawa perubahan untuk membangun karakter yang terbuka dan mampu berpikir secara holistik dan dinamis.
Tentu saja ku pergi ke Kota Toak untuk duduk bersama beliau. Bersilaturahmi dan bercengkrama dan bercerita serta mencari solusi atas kebuntuanku. Banyak hal yang perlu untuk dicatat dari pertemuanku dengan beliau. Besar motivasi dan pelajaran yang dapat aku bawa pulang.
Dalam obrolan sebagai pemberi keputusan atas kepentingan bersama, banyak hal yang perlu aku catat. Berbicara tentang Pagar Nusa. Sebagai seorang militan, beliau mengatakan pandangannya yang membuaku semakin sadar. "Aku tidak memandang dirimu pribadi juga mereka secara pribadi sebagai seorang individu. Aku memandangmu juga mereka sebagai Pagar Nusa. Aku tak akan membantu mereka, aku tak akan peduli kepada mereka, aku tak akan bersimpati kepada mereka jika bukan karena Pagar Nusa. Tapi dibalik itu, buktikan jika bahwa kita layak untuk menerima uluran tangan satu sama lain. Aku tak meminta mereka untuk memberikan timbal balik sekecil apapun untukku. Tapi karena kau adalah bagian organisasi yang menjadi titipan para kyai dan ulama ini, aku tak ingin kau menjadi pewaris keburukan untuk organisasi ini".
Berbicara tentang karakter diri. Jangan pernah merawat dendam, rawatlah mereka yang sedang/akan terlibat denganmu, tanpa memandang golongan dan perbedaan, karena mereka memiliki histori penting yang akan kau temui dalam panjangnya perjalananmu. Namun, buang mereka yang kaku dan tak memiliki prinsip dan tujuan, karena mereka akan menjadi rintangan yang tak perlu. Buang kekakuan sikapmu untuk hasil yang lebih baik, dan belajar beradaptasi untuk menghadapi warna-warninya manusia. Tentang karakter manusia, beliau sempat mengungkapkan, "dari pada menggunjing, lebih baik duduk lalu diskusikan", sedikit ungkapan yang beliau ceritakan. Entah keberapa kalinya beliau mengucapkan kata tersebut. Tapi yang pasti, beliau berharap, dalam menjalankan kepentingan bersama jangan pernah berteriak jika masih mengurung diri layaknya pecundang. Datanglah! Atau siapkan meja untuk aku datang dan bertukar pendapat.
Reminder:
Banyak hal yang akan dapat kau bawa pulang dari setiap jalan yang telah kau tempuh, jika kau dengan optimis menempuh perjalananmu untuk mencari ilmu. Berangkatlah dengan gelas yang kosong. Buang rasa angkuh dalam dirimu yang akan menutupi gelas kosongmu. Isi gelasmu secukupnya, lalu pulang dan renungkan.
Komentar
Posting Komentar