Postingan

Bondowoso: Aku Membisu Tak Mampu Ungkapkan Perasaanku

Gambar
  Perjalanan ini akan menjadi perjalanan yang paling menarik bagiku. Aku yang selalu bersama orang-orang yang sejalan denganku, atau hanya sekedar menempuh jalanku sendiri dan membuat keputusanku sendiri. Kali ini ku terpaksa tuk menentukan keputusan bersama. Puluhan manusia dengan arah yang berbeda, memberikan rona baru dalam perjalananku kali ini. Lukisan tak kan nampak indah jika hanya dilukis dengan dua warna.  Sepanjang perjalananku di atas roda, aku selalu menemukan manusia-manusia dengan berbagai macam perannya. Di antara mereka memerankan peran protagonis di atas panggungnya, dan yang lain di antaranya memerankan peran antagonis di atas panggungnya, atau bahkan bak memerankan segala tokoh yang melengkapi alur cerira di setiap latarnya. Mereka semua memiliki keyakinan dalam memilih jalan perannya. Dan seperti mereka, aku memiliki keyakinan bahwa setiap manusia terlahir membawa cinta di atas panggung dunia.  Hanya saja. Saat ini ku menemukan kesan yang berbeda di pe...

Jember: Hikmah Hilangnya Pasokan Bahan Bakar

Perjalanan lagi ke Kota Karnaval, Jember. Berkenalan dengan aspal yang belum pernah aku lalui. Menyapa kembali teman-teman yang dulu menyambut dan membantu membuka cakrawala baru untukku. Berencana melanjutkan perjalanan ke Kota Gandrung, Banyuwangi untuk memenuhi amanat dari guru, tapi kabar pun segera tiba untuk membuatku berpikir dua kali. "Alas gumitir tutup, ada perbaikan jalan selama dua bulan ke depan. Dan pasokan bensin di sini habis karena truk pertamina masih terkendala macet di jalan pak". Bukan kabar yang ingin ku sampaikan. Tapi ada secuil hal yang membuatku sadar, bahwa seperti inilah rupa dari ketergantungan sumber daya . Sekejap seperti fenomena yang biasa saja. Namun jika direnungi, bagaimana jika fenomena ini terjadi selama beberapa hari, beberapa bulan, bahkan beberapa tahun. Sepertinya semua ini adalah bencana yang nyata bagi umat manusia. Pertanyaannya, apakah manusia akan beralih pada energi sekunder? atau manusia akan melepas rasa malas dan manjanya? Da...

Bondowoso: Desa Sebagai Cagar Tradisi

Gambar
Semerbak bau minyak tanah yang terbalur diujung sepotong bambu disepanjang jalan, dengan nyala apinya yang dibawa oleh masyarakat mengelilingi setiap sudut desa. Diperindah dengan kreasi masyarakat yang menghiasi setiap obor yang dibawa oleh mereka. Busana muslim menjadi salah satu simbol yang memberikan jawaban, untuk apa perayaan ini? Senyum ramah dan keceriaan di malam hari yang tertidur dibalik tembok dan luasnya ladang, kini terungkap oleh nyala api dalam kebersamaan. Suara jangkrik yang mengisi suasana malam, tergantikan oleh suara riang anak-anak yang turut merayakan. Suasana menjadi sangat hangat, karena diikuti dengan antusias masyarakat. Tradisi dalam merayakan tahun bari Islam di bulan Muharram semacam ini mungkin telah lama tersembunyi dibalik hingar-bingarnya perkotaan yang tak pernah tertidur. Menjadi ikon unik yang tersembunyi di balik sepinya desa. Eksistensi desa menjadi cagar tradisi yang termakan waktu, yang terisolasi dari masifnya perkembangan peradaban. Memperkena...

Manusia Yang Tak Pernah Memiliki Hatinya Sendiri

Gambar
Suasana hati manusia selalu berubah. Tak sekali dua kali manusia harus berpikir "apa yang sebenarnya aku rasakan?". Itu adalah persoalan penting untuk setiap jiwa manusia yang tak mati. Manusia memiliki dinding tinggi yang rapuh. Sesekali ia harus meninggikan dan mengokohkannya, namun sesekali ia harus roboh karena alasan yang terkadang sulit untuk dipahami. Lalu di mana letak kepemilikan manusia terhadap hati mereka sendiri, jika ia yang memiliki dan merasakannya saja tidak mampu untuk mengendalikannya? Dalam QS. Al-An'am: Ayat 125 (Juz 8) فَمَنْ يُّرِدِ اللّٰهُ اَنْ يَّهْدِيَهٗ يَشْرَحْ صَدْرَهٗ لِلْاِسْلَامِۚ وَمَنْ يُّرِدْ اَنْ يُّضِلَّهٗ يَجْعَلْ صَدْرَهٗ ضَيِّقًا حَرَجًا كَاَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِى السَّمَاۤءِۗ كَذٰلِكَ يَجْعَلُ اللّٰهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ "Maka, siapa yang Allah kehendaki mendapat hidayah, Dia akan melapangkan dadanya untuk menerima Islam. Siapa yang Dia kehendaki menjadi sesat, Dia akan menjadikan dadanya sempit lagi s...

Ingat! Pagar Nusa Bukan Hanya Tentang Pencak Silat!

Gambar
Sesuai dengan isi PD Pagar Nusa hasil kongres IV, pasal 3 yang tertulis: "Pagar Nusa adalah Badan Otonom Nahdlatul Ulama berbasis profesi yang bergerak melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama pada pengembangan seni, tradisi, budaya, olah raga bela diri pencak silat, ketabiban/pengobatan alternatif, dan pengabdian masyarakat." Maka dari itu, Pagar Nusa bukan hanya tentang pencak silat, Pagar Nusa bukan hanya tentang kesenian, tapi Pagar Nusa adalah tentang pengabdian masyarakat. Pagar Nusa bukanlah perkumpulan yang diciptakan untuk membentuk sebuah organisasi bela diri. Secara jelas, Pagar Nusa adalah tentang hidup. Memberikan gambaran tentang perbedaan pendapat, perkembangan zaman, dan dinamika yang selalu berbeda di setiap era.  Pagar Nusa bukan hanya tentang pencak silat, yang hanya mengajarkan tentang bela diri. Pagar Nusa memberikan pedoman hidup, bagaimana hidup harus selalu selaras dengan zaman yang selalu membawa perubahan dan perbedaan. Didasari dengan aqidah ke-I...

Atensi Sosial di Balik Jenaka

Gambar
Dimensi antar zaman yang kontras dalam aspek sosial yang tertengaruh oleh digitalisasi. Sementara identitas sosial yang kuat tentang mahasiswa sebagai 'agen perubahan'. Mendorong mereka menjadi percaya diri dengan melabeli diri sebagai 'agen perubahan'. Kendati demikian, hal itu tak tampak melekat dalam diri mereka. Mereka mengerti, namun mereka cenderung takut, dan mengikat diri dengan rantai kepatuhan yang pasif. Sementara beberapa yang lain tumbuh dengan mentalitas yang tak tertempa dari realita zaman, dengan hanya mengonsumsi gaya hidup imajinatif dalam belenggu digital.  Lelucon-lelucon unik menjadi pena yang jitu untuk menuliskan lembaran lusuh di balik imajinasi mereka. Menghindarkan rasa takut mereka untuk sementara. Perlahan-lahan secara berkala, tinta dari pena tersebut pasti akan tertulis jelas di atas lembaran lusuh mereka. Ini tak terjadi menyeluruh di satu kalangan yang sama. Namun itu nyata, dan terjadi pada kebanyakan dari mereka.

Jika Aku Engkau Ciptakan tuk dapat Mencintai

Cukup lama aku tak menuliskan sajak sebagai 'guratan jiwa' yang ada dalam hatiku. Izinkan aku kembali menulis hal itu kembali. Dan kali ini, aku menyebut-Mu. Dalam hati yang tercekik, pikiran yang tergerus, yang seiring waktu pulih namun membekas. Aku ingin berkata: Tuhan! Jika aku masih Engkau ciptakan untuk dapat mencintai, maka datangkan bidadari yang membawa kehidupan, bukan hanya membawa keindahan dibalik senyumannya. Di mana ia datang hanya karena satu sebab: "aku mencintainya". Diikuti dengan prinsipnya: "bangkit-jatuh aku mencintainya, akan ku bangun segala aspek hidup bersamanya; dibangun oleh dua insan, bukan salah satunya".  Tuhan! Aku tak sempurna. Aku selalu jatuh oleh diriku sendiri. Maka berikan juga dalam dirinya kekuatan yang membuatku kuat untuk mengalahkan diriku sendiri.  Tuhan! Andai engkau jadikan setiap butiran dosa itu kasat mata di atas kepala. Aku yakin, aku tak pernah melihat langit yang begitu indah. Maka bantu aku untuk membersih...

15 Sya'ban 1446

Gambar
Di bawah rembulan yang terang tanpa terhalang atap, aku sejenak berdiam diri sembari menahan rasa gelisah. Ku beranjak ke rumah untuk menjawab berbagai spekulasi dalam pikiranku sambil mengguyur tubuh yang penuh noda.  Berusaha menahan amarah yang datang tanpa berpamitan. Membendung pikiran yang kacau bak kapal yang tersapu ganasnya  gelombang raksasa . Memecah urutan waktu yang telah tersusun. Kembali ku terdiam. Mengingat kembali risalah tentang  gelisah dan dosa . Mengajakku untuk melangkah bertabarruk.  Beranjak ku menghampiri tempat yang membantuku untuk sedikit labih tenang. Mengendalikan diri untuk bertahan sebagai manusia yang mampu untuk berpikir rasional. Dan duduk untuk lebih terkendali dari gejolak pikiran yang liar.

Tentang Kerelaan

Gambar
Berjuta lembar kisah perjalanan yang tak terhentikan. Merelakan jutaan pengorbanan yang tak pernah terpikirkan. Segala emosi yang terekspresikan. Memaksa diri untuk menatap ke belakang. Menyadarkanku akan makna dari pengorbanan.  Jutaan emosi yang terekspresikan, jarum jam yang terus berputar, jejak yang membekas dalam ingatan, mewarnai tinta dalam pena yang memahatkan kisah yang tertulis dalam setiap lembar perjalanan. Semua pengorbanan dan penderitaan menjadi alat tukar untuk setiap pelajaran. Melahirkan berbagai macam peran yang akan mewarnai alur dan latar kehidupan. Mewakili setiap karakter di setiap panggung yang mereka ciptakan.  Manusia perlu bersabar, serta berpikir dan berusaha lebih keras dan tersusun. Karena pada dasarnya, tak ada perjalanan hidup yang berjalan tanpa rintangan. Dan sedikit hal yang menarik, bahwa Allah pernah mengingatkan dalam QS. An-Nisa': Ayat 79 : "Kebaikan (nikmat) apa pun yang kamu peroleh (berasal) dari Allah, sedangkan keburukan (bencana) a...