15 Sya'ban 1446


Di bawah rembulan yang terang tanpa terhalang atap, aku sejenak berdiam diri sembari menahan rasa gelisah. Ku beranjak ke rumah untuk menjawab berbagai spekulasi dalam pikiranku sambil mengguyur tubuh yang penuh noda. 

Berusaha menahan amarah yang datang tanpa berpamitan. Membendung pikiran yang kacau bak kapal yang tersapu ganasnya gelombang raksasa. Memecah urutan waktu yang telah tersusun.

Kembali ku terdiam. Mengingat kembali risalah tentang gelisah dan dosa. Mengajakku untuk melangkah bertabarruk. 

Beranjak ku menghampiri tempat yang membantuku untuk sedikit labih tenang. Mengendalikan diri untuk bertahan sebagai manusia yang mampu untuk berpikir rasional. Dan duduk untuk lebih terkendali dari gejolak pikiran yang liar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menari di Antara Bittersweet Kehidupan untuk Merangkai Harmoni Kehidupan

Bondowoso: Aku Membisu Tak Mampu Ungkapkan Perasaanku

Tuban: Bukan Hanya tentang Kemanusiaan, tapi tentang Pagar Nusa