Jember: Hikmah Hilangnya Pasokan Bahan Bakar
Perjalanan lagi ke Kota Karnaval, Jember. Berkenalan dengan aspal yang belum pernah aku lalui. Menyapa kembali teman-teman yang dulu menyambut dan membantu membuka cakrawala baru untukku. Berencana melanjutkan perjalanan ke Kota Gandrung, Banyuwangi untuk memenuhi amanat dari guru, tapi kabar pun segera tiba untuk membuatku berpikir dua kali. "Alas gumitir tutup, ada perbaikan jalan selama dua bulan ke depan. Dan pasokan bensin di sini habis karena truk pertamina masih terkendala macet di jalan pak".
Bukan kabar yang ingin ku sampaikan. Tapi ada secuil hal yang membuatku sadar, bahwa seperti inilah rupa dari ketergantungan sumber daya. Sekejap seperti fenomena yang biasa saja. Namun jika direnungi, bagaimana jika fenomena ini terjadi selama beberapa hari, beberapa bulan, bahkan beberapa tahun. Sepertinya semua ini adalah bencana yang nyata bagi umat manusia. Pertanyaannya, apakah manusia akan beralih pada energi sekunder? atau manusia akan melepas rasa malas dan manjanya? Dan apakah manusia akan berlomba-lomba untuk memonopoli pasar dan menghegemoni kekuasaan? Tentu, pada awalnya asumsi akan bermunculan. Lalu memunculkan prediksi-prediksi konyol yang seperti pada umumnya akan segera terdengar di Indonesia.
Tapi yang pasti. Fenomena ini mengingatkanku untuk tetap waspada, tetap membuatku tersadar bahwa ketergantungan merupakan sebuah kutukan. Manusia yang utuh merupakan makhluk yang mampu bertahan dalam segala medan. Sepanjang perjalanan dalam sejarah manusia, baik untuk berhahan hidup maupun mencari Tuhan. Manusia tidak lahir untuk hidup dalam ruang yang sempit. Seperti yang pernah dikatakan oleh guruku "jangan pernah bergantung pada manusia. Berusahalah bertahan hidup meski dalam kesendirian!".
Dan sedikit pengingat dari QS. Ar-Ra'd Ayat 11:
لَهٗ مُعَقِّبٰتٌ مِّنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖ يَحْفَظُوْنَهٗ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ وَاِذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗۚ وَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّالٍ
"Baginya (manusia) ada (malaikat-malaikat) yang menyertainya secara bergiliran dari depan dan belakangnya yang menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka. Apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, tidak ada yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia."
Komentar
Posting Komentar