Terbatasnya Pandangan Meledakan Kesadaran
Dalam selimut murung, aku menulis:
'Dentuman keras terasa menggema, namun tak sedikitpun terdengar. Mengacaukan pondasi dan menghapus bayang-bayang. Mencabut akar yang telah jauh menjalar ke dalam. Menjelma menjadi rantai, mengikat roda yang tak pernah berhenti berjalan. Mengundang hujan deras membersamai dentuman yang tak kunjung berhenti.'
Rona hidup menguatkan manusia untuk terus bertahan. Membuat manusia tetap berkeyakinan kuat bahwa 'gelap pekatnya hujan yang deras akan menghasilkan pelangi yang indah'. Rona yang tak terbatas menjadi manusia tegar untuk tetap menghadapi situasi. Sementara, manusia akan tetap tegar ketika mereka menyadari bahwa semua yang dapat mereka lalui adalah wujud dari kesadaran. Di mana mereka mengerti tentang bagaimana ia harus merespon dan mengendalikan pikirannya.
Dunia ini tersusun. Tercipta melalui segala macam prosesnya. Semua elemen terbentuk oleh tata cara yang sesuai dengan rumus dan porsinya. Dapat ku katakan bahwa 'dunia itu sistematis. tinggal bagaimana cara kita mengetahuinya.'
Analogi sederhananya: batu, tanah liat, dan agregat yang saling bertumpukan tak kan memberikan daya jual yang menarik, kecuali hanya sebagai ketersediaan unsur alam. Sementara jika unsur-unsur tersebut diolah dan disusun dengan baik dan benar, beserta alat manufaktur yang tepat, maka unsur-unsur tersebut akan menghasilkan objek yang kuat. Sama halnya seperti pikiran. Analisis, kritis, logis, objektif, reseptif, kreatif, dan sistematis yang menjadi unsur-unsur dari pikiran. Di mana jika semua unsur itu digunakan dengan baik dan benar, dengan melalui konstruksi berpikir yang tepat, maka semua unsur tersebut akan menghasilkan respon dan kesadaran yang kuat.
Selain itu, perlu juga disadari bahwa semua manusia akan merasakan fase yang tak jauh berbeda. Tinggi rendahnya kelas tak begitu memengaruhi suka duka dalam hidupnya. Semua manusia merasakan hal yang sama: bahagia, sedih, tenang, bingung, bangun, maupun jatuh. Tak dapat dipungkiri bahwa si besar akan tetap merasakan kegagalan. Sementara si kecil akan merasakan kegagalan yang sama dalam porsi yang berbeda.
Pada intinya, tak ada sedikitpun hidup yang timpang. 'Kau lebih beruntung dibandingkan dengan diriku' merupakan anggapan yang naif. Semua manusia memiliki peran dan situasi yang tak sama. Hanya kapabilitas berpikirlah yang membedakan mereka.
Komentar
Posting Komentar